MAKNA SIMBOLIK DALAM UPACARA PANGGIH ADAT YOGYAKARTA

Penyerahan sanggan yang lazim disebut tebusan

· Arti Nominal : Buah pisang raja yang diletakkan di nampan yang dihias dengan daun pisang, yang kemudian diserahkan oleh pihak pengantin pria kepada pihak pengantin wanita. Yang terdiri dari: buah pisang raja satu tangkep, suruh ayu, gambir, kembang telon, dan lawe wenang.

· Makna : Pisang sanggan terdiri dari dua kata yaitu pisang dan sanggan. Pisang mengandung arti “jenis buah-buahan” dan sanggan yang berarti “segala hal untuk menyangga” (Poerwadarminta, 1939:543). Sanggan pada umumnya dikenal dengan tebusan. Suruh ayu, berasal dari dua kata suruh berarti “daun sirih” dan ayu berarti “cantik”. Daun sirih harus dalam kondisi yang baik, mengandung maksud daunnya masih utuh dan segar. Suruh ayu mempunyai makna simbolis ketika menjadi pengantin, hendaknya terlihat segar dan menarik. Segar dan menarik menyimbolkan kebahagiaan. Daun sirih yang digunakan harus yang temu ros “bertemu ruasnya” hal ini melambangkan bahwa sepasang pengantin dipertemukan dahulu. Gambir merupakan kelengkapan dalam menginang, gambir digunakan supaya rasanya semakin mantap. Makna simbolik penggunaan gambir dalam upacara panggih melambangkan kemantapan. Orang yang sudah siap untuk menikah berarti sudah mantap dengan pilihannya. Kembang telon terdiri dari tiga macam bunga terpilih diantara bunga yang lain, yaitu mawar, melati dan kantil. Dipilih tiga macam bunga tersebut mempunyai makna simbolik bahwa ketiga bunga tersebut merupakan bunga yang menjadi raja di taman. Nama bunga ini jika dikeratabasakan menjadi “apa kang binawar (mawar) saking kedaling lathi (mlathi) bisa kumanthil-kanthil ing wardaya”. Artinya “apa yang dinasihatkan oleh orang tua hendaknya selalu dapat diingat oleh calon mempelai”. Lawe wenang, terdiri dari dua kata lawe berarti benang lembut yang akan ditenun (Poerwadarminta, 1939:263). Wenang berarti “bisa atau dapat” (Poerwadarminta, 1939: 660). Lawe wenang merupakan uba rampe pisang sanggan dalam upacara panggih. Lawe wenang digunakan untuk mengikat lintingan daun sirih. Ikatan lawe wenang ini mempunyai makna simbolik ikatan pernikahan. Dipilih benang yang berwarna putih mempunyai makna simbolik suci. Lawe wenang mempunyai makna simbolik bahwa pernikahan merupakan merupakan ikatan yang lembut dan suci.

Keluarnya pengantin wanita yang didahului kembar mayang atau kepyok kembar mayang.

· Arti Nominal : Kembar mayang adalah dua buah rangkaian hiasan yang terdiri dari dedaunan terutama daun kelapa, yang ditancapkan ke sebuah batang pisang yang daun tersebut dirangkai dalam bentuk gunung, keris, cambuk, payung, belalang, dan burung. Selain itu juga terdapat daun beringin, daun dadap srep, dlingo bengle.

· Makna : Makna simbolik dari kepyok kembar mayang ini adalah membuang sial pada pengantin pria. Kembar mayang adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari dedaunan terutama daun kelapa, yang ditancapkan ke sebuah batang pisang. Kembar mayang ini berasal dari cerita wayang kulit, hiasan kembar mayang adalah kehendak dari Sri Kresna pada waktu pernikahan agung antara sembadra, adik Sri Kresna dengan Harjuna dari keluarga Pandawa. Kembar mayang ini sungguh suatu hiasan yang sangat elok yang mempunyai arti simbolis yang luas.

Bentuknya yang seperti gunung memberikan arti bahwa gunung itu tinggi dan besar, maksudnya seorang pria itu harus mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman dan harus sabar.

Bentuk hiasan seperti keris, artinya supaya pasangan itu berhati-hati dalam hidupnya, pandai dan bijak.

Bentuk hiasan seperti pecut, mengandung maksud supaya pasangan itu tidak mudah putus asa, harus selalu optimis dan dengan ketetapan hati membina kehidupan yang baik.

Bentuk hiasan seperti payung, dimaksudkan supaya mereka menjadi pelindung keluarga dan masyarakat.

Bentuk hiasan seperti belalang, supaya mereka bersemangat, cepat dalam berpikir dan bertindak untuk menyelamatkan keluarga.

Bentuk hiasan seperti burung, supaya mereka mempunyai motivasi yang tinggi dalam hidupnya.

Daun beringin supaya mereka melindungi keluarga dan orang lain, daun kruton dimaksudkan supaya terlepas dari godaan makhluk-makhluk jahat, daun dadap srep supaya keluarga itu selalu mempunyai pikiran yang jernih dan tenang dalam menghadapi berbagai macam masalah, dlingo bengle dimaksudkan untuk melindungi diri dari gangguan roh-roh jahat.

Kesimpulannya, upacara ini melambangkan perjalanan hidup kedua mempelai lancar tidak menemui halangan dan rintangan sehingga cepat mencapai kebahagiaan hidup. Selain itu juga melambangkan bahwa seorang pria itu harus mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman serta harus sabar, kedua mempelai juga diharapkan berhati-hati dalam hidupnya, pandai dan bijak, kedua mempelai diharapkan tidak mudah putus asa, harus selalu optimis dan dengan ketetapan hati membina kehidupan yang baik, kedua mempelai diharapkan menjadi pelindung keluarga dan masyarakat, kedua mempelai juga diharapkan bersemangat, cepat dalam berpikir dan bertindak untuk menyelamatkan keluarga, kedua mempelai juga diharapkan mempunyai motivasi tinggi dalam hidupnya, kedua mempelai juga diharapkan selalu mempunyai pikiran yang jernih dan tenang dalam menghadapai berbagai macam masalah, selain itu juga diharapkan mempelai bisa melindungi diri dan terlepas dari godaan makhluk-makhluk jahat.

Lempar sirih atau balangan gantal

Gantal

· Arti Nominal : Pengantin pria dan pengantin wanita saling melemparkan tujuh ikat daun sirih yang diisi dengan kapur sirih dan diikat dengan benang putih. Untuk pria berjumlah 4 ikat dan wanita 3 ikat, pria dulu yang melempar.

· Makna : Melambangkan ikatan dan kejernihan pikiran. Balangan berarti ‘melempar’ , sedangkan gantal berarti ‘daun sirih yang sudah diikat dengan benang’. Suruh yang diikat dengan benang sebagai lambang perjodohan dan telah diikat dengan tali suci. Selain itu juga melambangkan suatu perwujudan perkenalan pertama antara calon suami dan calon istri.

Wijikan dan Memecah Telur

· Arti Nominal : Pengantin wanita membasuh kaki pengantin pria. Perlengkapan yang dipakai yaitu ranupada yang terdiri gayung, bokor, baki, bunga sritaman dan telur. Pemaes mengambil telur ayam yang kemudian disentuhkan di dahi pengantin laki-laki dahulu kemudian pengantin perempuan, lalu dibanting di ranupada.

· Makna : Ranupada berarti ‘tempat mencuci kaki’, ranupada mempunyai makna simbolik sebagai tanda bakti istri pada suami. Gayung dipakai pengantin wanita untuk mengambil air dari bokor, melambangkan supaya istri diberi kemudahan untuk melayani suami. Bokor dipakai pada saat upacara wijikan sebagai tempat air bunga setaman. Dipilih bokor karena pada jaman dahulu bokor merupakan tempat air. Bokor terbuat dari tembaga atau logam yang kuat, maka dari itu bokor tidak mudah bocor. Bokor mempunyai makna simbolik kekuatan. Bunga sritaman atau bunga setaman melambangkan keharuman cita-cita mengarungi bahtera rumah tangga. Baki digunakan sebagai alas dalam wijikan atau memecah telur, mengandung makna jika sudah resmi menjadi suami istri maka segala sesuatu dilakukan secara bersama-sama.

Berjalan bergandengan jari kelingking menuju ke pelaminan

· Arti Nominal : Kedua mempelai berdiri berdampingan dengan kelingking tangan kiri pengantin pria dikaitkan dengan kelingking tangan kanan pengantin wanita. Dalam posisi kelingking terkait, kedua mempelai berjalan menuju pelaminan.

· Makna : Bergandengan jari kelingking, melambangkan hubungan dengan orang tua tinggal sedikit.

Tampa kaya

· Arti Nominal : Pengantin wanita menerima “lambang harta” dari pengantin pria, kemudian diserahkan kepada Ibu pengantin putri.

Makna : Tampa kaya adalah sebuah tahap dimana pengantin pria memberikan ‘lambang harta’ dengan cara dikucurkan pada pangkuan pengantin wanita yang dibawahnya dialasi dengan kain. Tampa kaya mempunyai makna simbolik bahwa seorang pria bertanggung jawab unutk mencukupi kebutuhan keluarganya. ‘Lambang harta’ yang terdiri dari segala macam biji-bijian dan uang logam sebagai simbol rejeki yang melimpah, bunga-bungaan melambangkan keharuman dan kewibawaan nama pengantin sedangkan dlingo bengle sebagai lambang kesehatan. Diusahakan isinya jangan sampai tercecer, karena tercecer melambangkan sikap yang boros. Selanjutnya pengantin wanita menyerahkan ‘lambang harta’ yang sudah diikat kepada Ibunya, hal ini mempunyai makna simbolis wujud bakti seorang anak memberi apabila orang tua membutuhkan.

Tampa kaya mempunyai makna sebagai lambang bahwa sikap seorang wanita seharusnya bersyukur menerima nafkah dari suami sebesar apapun dan mengelolanya dengan benar, cermat dan berhati-hati dan sebagai seorang pria wajib bertanggung jawab akan kehidupan keluarganya, suami tidak boleh curang, semua kekayaan hasil jerih payahnya harus diserahkan kepada istrinya. Serta mempunyai makna pengharapan aliran rejeki yang lancar. Selain itu juga mengandung makna wujud bakti seorang anak kepada ibunya, wujud bakti seorang anak memberi apabila orang tua membutuhkan.

Dahar klimah

· Arti Nominal : Pengantin pria membuat nasi yang dikepal sebanyak tiga kali untuk pengantin wanita. Kemudian pengantin wanita memakan nasi kepalan tersebut yang terdiri dari rangkaian sayuran berupa kacang panjang, nasi kuning, telur dadar, kedelai goreng, tempe goreng, abon, dan hati ayam kampung yang dimasak pindang antep.

· Makna : Dahar Klimah terdiri dari rangkaian sayuran berupa kacang panjang yang menyimbolkan cinta kasih pasangan pengantin sepanjang masa, ditengahnya nasi kuning dengan lauk pauk yang lengkap dengan segala jenis sayuran menyimbolkan harapan pengantin akan limpahan rejeki dengan murah pangan. Lauk ini diantaranya telur dadar, kedelai goreng, tempe goreng, abon serta hati ayam kampung dimasak pindang yang dinamakan pindang antep. Pindang antep ini menyimbolkan kemantapan hati kedua pengantin untuk mengarungi bahtera rumah tangga.

Mapag besan

· Arti Nominal : Orang tua pengantin wanita menjemput orang tua pengantin pria atau besan di pelataran atau beranda rumah.

· Makna : Melambangkan kerukunan antar keluarga kedua mempelai

Sungkeman

· Arti Nominal : Kedua mempelai berlutut atau jongkok didepan orang tuanya, menyembah.

· Makna : Mempunyai makna simbolik yaitu tanda bakti anak kepada orang tua yang telah membesarkannya hingga dewasa, permohonan anak kepada orang tua supaya diampuni kesalahannya dan memohon doa restu supaya dalam membina bahtera rumah tangga dapat bahagia dan sejahtera. Pengantin pria melepaskan keris yang merupakan lambang kekuatan yang dipakainya ketika sungkeman, hal ini mempunyai makna simbolik penghormatan kepada orang tua., serta sebesar apapun pangkat atau kekuatan yang dimiliki oleh anak, maka dihadapan orangtuanya tidak boleh ditampakkan.

Published in: on April 30, 2008 at 3:15 am  Comments (21)  
Tags: ,

The URI to TrackBack this entry is: https://dunianyamaya.wordpress.com/2008/04/30/makna-simbolik-dalam-upacara-panggih-adat-yogyakarta/trackback/

RSS feed for comments on this post.

21 CommentsLeave a comment

  1. Mbak Dwi…makasih banget yuph udah naruh keterangan tentang Panggih Penganten disini. Saya benar-benar terbantu abis!

    Saya penterjemah bahasa Inggris, dan tadi ada dokumen yang isinya ringkasan Panggih Penganten tapi gak jelas, pas saya cari di Google ternyata ada penjelasan yang lengkap dan bagus seperti ini.

    Makasih banget yah Mbak, kerjaan saya benar-benar jadi jelas editannya. Blog Mbak saya save ah, biar ntar kalo ada lagi referensi kebudayaan Jawa yang saya perlu saya bisa cari disini.

    Tetap semangat dan BRAVA!!

    • Ok….makasih ya,,,sukses selalu…

  2. hontou ni arigatou gozaimashita ne…
    besok aku mau jadi MC di nikahan temen. bukan MC si tapi mesti terjemahin MC ke bahasa Jepang, padahal aku ga ngerti sama sekali yang namanya panggih manten…
    bener..sweer.. terbantu banget dengan tulisan ini…
    thanks banget…
    smangat terus, ciao!!

    • Maaf ,lama baru bisa balas coz habis sakit and masa pemulihan……..Ok sukses selalu ya……

  3. isinya gak je00las

    • Maaf kalau tidak jelas…sebab hanya ini yang bisa saya tuliskan…..

  4. isinya gak jelas

  5. thanks baru kali ini liat ulasan yang lengkap hanya tentang satu seserahan. mantabs . . . lagi butuh2nya lagi buat persiapan lamaran adik…

    • Ok……sukses ya

  6. Manfaat Panggih Apa??
    dan Kalau Tidak melaksanakan Panggih Apa Dampaknya??

    • Sebenarnya tergantung masing2 mo menggunakan upacara adat atau tidak…..tapi menurut saya dalam upacara Panggih mengandung makna atau doa2 dan harapan dalam menjalani kehidupan rumah tangga.

  7. Salam Rahayu

    Matur nuwun mbak, wah info yg bagus nih mbak,..
    jujur sy yg jadi cucuk lampah aja blm tau lebih jauh makna panggih manten itu sendiri

    • Cucok lampah dimana Pak?

  8. Betul3x dibutuhkan oleh banyak kalangan, terutama di zaman sekarang dimana kebudayaan Jawa yang luar biasa ini hampir hilang arti dan maknanya. Trus terang, saya saja yang WONG JOWO sudah ga ngerti apalagi memahami tapi dengan tulisan Mbak Toetik ini akan menambah dan membuka wawasan orang banyak pada umumnya dan TIYANG JAWI pada khususnya. Matur nuwun.-

    • Ok….maturnuwun ugi kagem panjenengan

  9. Mbak Dwi,
    aku ijin nyontek ya… bentar lagi aku diminta untuk menjadi mc acara adat jawa… padahal belum pernah.. thanks banget ya… ini sangat membantu 🙂
    matur suwun

    • Ok…..sami2

  10. […] juga acara berjalan lancar, mulai dari upacara panggih (detil mengenai upacara panggih bisa dibaca disini) sampai para tamu pulang semua. Capenya ga berasa selama acara, baru kerasa pas turun makan, kepala […]

  11. Matur sembah nuwun mbak Dwi,
    Artikel sangat membantu saya utk menjelaskan kepada generasi muda,
    tapi boleh tahu nggak. Bagamana dapay menghubungakannya dengan Alkitab atau katakanlah pernikahan Kristen Jawa?????
    Matur suwum.

    • Menurut saya simple sih dalam upacara pernikahan adat jawa khan mengandung makna yg berisi doa2 dan harapan and juga ajaran dalam menjalani kehidupan berumah tangga, dan itu sesuai dengan ajaran dalam pernikahan Kristen. Dalam upacara tradisional jgn dilihat dr arti nominalnya aja tapi dilihat dr maknanya sebab kalo dilihat cuman sekilas terkadang kita beranggapan bahwa upacara tradisional itu bertentangan dengan ajaran agama atau kalau saudara kita bilang “musrik”.


Leave a reply to mahmud Cancel reply